Kamis, 09 Oktober 2008

Kerinduan ku pada film "Bintang Kejora"

Entah napa brp bulan terakhir q sangat rindu sama film "Bintang Kejora", dalam kerinduan sambil nyari, eeeh nemu ini. Yaah meski ga totally bs ngobati kerinduan pada filmnya, tp lumayan lah buat nambal bolong2 rindu q, cieeee... trims buat penulis, ini q publikasikan lagi untuk temen2 yang mungkin punya rasa yang sama ky aq :


Film ini berkisah tentang keluarga PaK Rusdi (drs. Poernomo, aka Mang Udel, aka Pak Broto dalam Losmen), dan ketiga anaknya Dahlia (Rini S. Bonbon, eh Bono), Subrat (Ikranegara) dan Sopan (Roni M. Toha) di sebuah desa yang keliatannya sih di Jawa (keliatan dari bentuk rumahnya) ketika musim kemarau membuat keluarga itu mudah uring-uringan dan gampang jadi pemarah.
Karakter lainnya adalah seorang encim Neti Herawati (ini nama pemerannya) dengan cucu perempuannya yang masih cilik, (Sui Ha) dan seorang engkong Paul Poli’I (ini juga nama aslinya) beranak Ling Ling yang ditaksir sama si Sopan.
Pak Rusdi was-was karena Dahlia belum juga dapat jodoh. Ga ada lelaki yang mau sama dia karena penampilan dan sikap dia yang cenderung kasar dan kayak lelaki. Tapi Subrat seneng-seneng saja kakaknya ga dandan kayak si LingLing, sebab berarti ga ada pengeluaran buat bedak atau gincu. Sementara Sopan sama was-wasnya dengan pak Rusdi tapi buat alasan yang beda. Dia kebelet kawin sama Ling Ling tapi bapaknya ga ngijinin sebelum kak Dahlia bersuami.
Adegan dan dialognya asik, seru dan tanpa slapstick.
Tanpa sepengetahuan Dahlia, Pak Rusdi menyuruh anak-anaknya mengundang Mas Kendro (Ami Priyono), duda setengah baya yang penyuluh pertanian (cie.. penyuluhan ni yee.. serasa banget 80-annya!). Hihihi, dialog waktu membicarakannya lucu. Pak Rusdi menyuruh mengundang makan, tapi kalau ngundang makan, berarti makanannya harus istimewa. Ini yang ditentang Sobrat yang sangat strict dengan pengeluarannya. Akhirnya jalan tengah dari Sobrat adalah, mengundang mas Kendro ke rumah untuk bicara-bicara.
Acara mengundang den Kendro ternyata gak sukses. Si Mas Penyuluh itu sadar dia mau diumpankan sama perawan tua yang gak laku. Dia tolak mentah-mentah malahan sempet rada berantem sama Sopan yang merasa si Mas kendro berlaku tidak sopan.
Dahlia yang tahu bahwa dirinya mau dijodohin marah dan tersinggung. Bukan karena Mas Kendro duda, atau setengan baya. Tapi dia bilang pembantu2nya saja pada ga betah karena suka dicuekin. Ga pernah disuruh ini itu, ga pernah ditanya ini itu, pokoknya ga ada komunikasi. Pak Penyuluh sukanya ngobrol sama tanaman doang. Jadi kebayang dong terhinanya. Apalagi setelah tahu si Sopan matanya rada2 biru.
Pada saat rame-rame inilah muncul tokoh karakter yang menjadi judul film ini, Bintang Kejora.
Bintang Kejora ternyata pedagang keliling yang spesialis menjual hujan (nah lho). Promosinya, dia bisa menurunkan hujan dalam seminggu. Di tengah hiruk pikuk keluarga yang berantem itu dia muncul dengan kepribadian yang menarik, dan kemampuan menjualnya yang luar biasa. Sobrat yang tahu bahwa orang itu pun tak lebih sekedar penipu dibuat tak berdaya karena pak Rusdi ternyata memutuskan untuk meneken perjanjian sama si Bintang untuk menurunkan hujan. Nilainya untuk masa itu, di kampong pula lumayan besar. 50 rebu perak, (sedangkan harga karcis bioskop masih 250 perak dan sebotol sirup 150 perak).
Isi kontrak:
DP Rp. 25 ribu , sisanya dibayarkan seminggu pada saat hujan turun
Anak-anak pak Rusdi harus turut aktif dan melakukan kewajiban-kewajiban sbb:
Dahlia harus menanam bunga di dalam rumah
Sobrat membikin garis putih lurus sepanjang 200 m di halaman dan harus membuat sapi kesayangannya berjalan mundur
Sopan harus membunyikan gendang, sebagai bagian dari ritual minta hujan Sementara pak Rusdi dan si Bintang malah bersantai-santai sambil ngupi-ngupi dan main catur Jawa.
Dulu aku merasa tokoh si Bintang itu kurang ajar banget. Datang tak diundang, ehh malah memporakporandakan tatanan yang sudah ada. Sementara Pak Rusdi juga bego saja mau dikadalin sama Bintang, dan berseberangan dengan anak-anaknya.
Belakangan barulah ketahuan bahwa begitu cara pak Rusdi meningkatkan kualiteit keluarganya. Dia sebenarnya tahu si BIntang itu ga bisa nurunin hujan, tapi keberadaan bintang dengan syarat-syarat konyolnya itu dilihatnya sebagai cara untuk mengganti pertengkaran dan menggantinya dengan senyuman.
Yup, Bintang membuat rumah itu ceriah, dengan musik, lagu dan bunga-bunga. Prasyarat yang dia bin buat anak-anak pak Rusdi adalah symbol. Sobrat dibuatnya mau berdendang, dengan hati riang, karena konon sapi mau ditarik buntunya biar jalan mundur kalau dinyanyiin dulu. Terus si Sopan, membunyikan gendangnya dengan hati senang dan irama dangdud, tidak lagi dengan perasaan seperti sebuah kewajiban. Sementara Dahlia? Dia menjadi bunga rumah itu, dengan tumbuhnya self-esteem bahwa dirinya cantik seperti yang dibilang si Kejora.
Harusnya film itu selesai disini. Tapi Asrul Sani punya ending yang yahud...
Sobrat tambah gondok, karena pengeluaran lipat banyak. Dahlia jadi doyan dandan, dan minta anggaran kebutuhannya ditambah satu untuk perawatan salon. Hari itu juga dia cabut ke kota mau dandan habis-habisan.
Sobrat pun berencana mengadukan Bintang ke pak lurah dengan tuduhan tidak punya ijin usaha. Juga mengadukan ke polisi dengan dakwaan wan prestasi kalau hujan yang dijanjikan seminggu itu tidak turun, Dia pun kembali menghubungi Mas Kendro agar mau datang ke rumah berkenalan dengan kakaknya. Sambutan Mas Kendro berubah drastis. Sobrat ga tahu bahwa sebelum dia datang, Mas Kendro melihat Dahlia yang baru turun dari bis keliatan ayu tenan setelah dangdan habis-habisan di salon.
Bintang bukannya ga tahu dia bakal diserang Sobrat. Sebelum hari Sabtu dia sudah menghubungi pak Lurah yang berseragam putih dengan epolet birokrat, dan minta surat ijin usaha dari beliau. Pak Lurah keberatan, karena belum ada peraturan yang dibikin buat penjual hujan. Paniklah doi. Dan dia pun kabur.
Hari Sabtu adalah puncak menuju ending film ini.
Engkong bapaknya LingLing datang dan marah-marah nuduh Sopan bikin anaknya kabur ke Jakarta pengen jadi artis. Neneknya Sui Ha membela dan mereka berantem pake bahasa Cina. Pak Rusdi yang ngedengerin santai saja ngomentarin agar mereka kawin. Sobrat kemudian datang dan nyari-nyari surat perjanjian yang mau digunakan buat menuntut BIntang ke polisi. Ternyata pak Rusdi sudahmerobek-robek surat perjanjian itu. Sobrat ngedumel dan bilang dia rugi 25 rebu buat DP. Tapi Dahlia yang sekarang cantik terus dan ga jutek lagi mengganti duit yang 25 rebu itu dan langsung dimasukin ke kantong baju.
Lagi seru-serunya ngumpul itulah.... Hujan turuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuun.....!
Semua senang, semua riang. Si engkong dan encim yang suka berantem itu menari-menari di bawah hujan. Dan kayaknya jadi deh bakal kawin. Bintang kemudian muncul juga dengan motor gedenya, dan berteriak..." Dahliaaaaa......" yang disambut dengan Dahlia yang berlari menerobos hujan dan langsung menclok di belakang. Motor pun melaju di tengah hujan sambil diiringi anak-anak yang berlari dan berteriak-teriak.
Oke, harusnya di sini tamat... tapi ternyata belum.
Mas Kendro yang diundang datang, muncul gagah dengan baju penganten tradisional lengkap dengan blangkon sambil membawa pot tanaman yang gede. Basah kuyup dia waktu bertanya", Ini ditaroh dimana?"
Si Sopan yang masih musuhan ketawa ngakak," Sudah telat.. rasain!"
Tinggallah Mas Kendro berdiri terpaku di tengah hujan masih memegang pot. Sesaat kemudian muncul tulisan :
SEKIAN
Film ini meski dah 20 tahun tapi isinya masih relevan. Salah satunya adalah waktu adegan Sopan dan Sobrat membicarakan Dahlia. Sopan bilang pingin Dahlia cepet dapat suami, karena si LingLing bilang kalau kelamaan ga dilamar juga, dia mau cabut ke Jakarta jadi bintang film. Dan dia ga janji bakal terus setia. Komentar Sobrat," Mana ada bintang film yang setia...."
Heheheh
Where Are They == cast of characterz"
El Manik : masih tetep wara wiri di sinetron
Rini S. Bonbon, eh Bono : putri aktor almarhum S. Bono dan adek aktres Debby Chintya Dewi ini ga pernah muncul lagi semenjak jadi nyonya Ricardo Gelael. Dan Ahmad Albar pun tetep menduda. Darah aktingnya nurun sama Fachri, anaknya.
Ikranegara: di DC. Istrinya kan emang bule,
Mang Udel : sudah almarhum
Netty Herawati : sudah almarhum juga dari tahun 80an. Sering berpasangan suami istri dengan suamni benerannya (H. Darussalam). Pak Haji itu juga sudah meninggal dan pernah dapet piala Citra aktor pembantu dalam film Kodrat, arahan Slamet Rahardjo. Psstt.. film Kodrat ga kongruen sama sinetronnya. So jangan dibandingkan.
Ami Priyono : aktor yang sutradara juga. Sudah meninggal. Kalau di sinetron dia jadi babenya si Sarah dalam si Doel Anak Sekolahan.
Paul Poli’i : aselinya pelawak Srimulat. Sudah meninggal juga. Ciri khasnya adalah bila menyebutkan namanya... phooooll.., desahan bercampur abab. Reaksi lawan main, pasti menutup hidung atau muka karena ada muncratan
Roni M. Thoha : kalau ga salah dulunya Teater Koma juga. Tapi dia lebih terkenal jadi ikon buat Matahari Department Store, sebagai Jhon Banting,. Lalu semenjak krismon, dia berubah jadi ikon sabun deterjen DAIA. Dandanannya sih tetep mirip. Badut2an dengan warna2 meriah.


Minggu, 14 September 2008

Materi Workshop Dasar Teater

Berikut beberapa informasi dasar tentang apa itu TEATER. materi ini adalah sebagian dari materi workshop yang menjadi landasan pendidikan dan pelatihan dasar yang pernah saya ikuti dan saya temukan dalam berbagai literature. Semoga bermanfaat bagi semua yang ingin belajar mencintai dunia teater dan tulus.

BEBERAPA PENGERTIAN
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan.

ARTI DRAMA
Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axciting), dan ketegangan pada para pendengar.Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience).

ARTI TEATER
Ada yang mengartikan sebagai “gedung pertunjukan”, ada yang mengartikan sebagai “panggung” (stage). Secara Etimologi (asal kata), Teater Adalah Gedung Pertunjukan (auditorium).Dalam arti luas Teater adalah kisah hidup dah kehidupan manusia yang dipertunjukan di depan orang banyak. Misalnya Wayang Orang, Ludruk, Lenong, Reog, Sulapan.Dalam arti sempit Teater adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan dalam pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media, gerak, percakapan dan laku, dengan atau tanpa dekor (layer); Didasarkan pada naskah yang tertulis (hasil seni sastra) dengan atau tanpa musik.

APA PERBEDAAN DRAMA DENGAN TEATER
Teater dan drama, memiliki arti yang sama, tapi berbeda uangkapannya.Teater berasal dari kata yunanikuno "theatron" yang secara harfiah berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata teater selalu mengandung arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata yunanai 'dran' yang berarti berbuat, berlaku atau beracting. Drama cenderung memiliki pengertian ke seni sastra. Didalam seni sastra, drama setaraf denagn jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Apalagi peristiwa atau cerita tentang manusia kemudian diangkat kesuatu pentas sebagai suatau bentuk pertunjukan maka menjadi suatu peristiwa Teater. Kesimpulan teater tercipta karena adanya drama.

TEATER SEBAGAI ORGANISASI
Proses Teater merupakan sebuah proses organisasi (bentuk kerja kolektif; dimana segala macam orang dengan segala macam fungsinya tergabung dalam suatu koordinasi yang rapih,dan juga mencakup juga pengertian sampai batas-batas yang sentimentil), seperti hal nya diri manusia itu sendiri, atau layaknya seperti sebuah negara. Keberhasilan suatu pertunjukan Teater dapat juga sebagai keberhasilan suatu seni organisasi; baik organisasi penyelenggaraannya (Panitia Produksi) maupun segi seni-seninya (Penyutradaraan, Penataan set, Permainan, Musik dan unsur-unsur lain).Berikut ini contoh Elemen dari sebuah Group Teater dalam mengadakan sebuah Produksi.- Pimpinan Produksi- Sekretaris Produksi- Keungan Produksi / Bendahara- Urusan Dokumentasi- Urusan Publikasi- Urusan Pendanaan- Urusan Ticketing atau karcis- Urusan Kesejahteraan- Urusan Perlengkapan- Sutradara- Art Director / Pimpinan Artistik- Stage Manager- Property Master- Penata Cahaya- Penata Kostum- Penata setting- Perias / Make Uper- Penata Cahaya- Penata MusikSetiap Elemen memiliki tugas sendiri-sendiri dan sudah seharusnya untuk bertanggungjawab penuh atas tugas itu (secara profesional). Sebagai Contoh seorang Urusan Pendanaan, ia harus memikirkan seberapa besar dana yang dibuhtuhkan? Dari mana dana itu didapatkan. Begitupula seorang Sutradara yang bertanggungjawab atas pola permainan panggung; (akting pemain, cahaya, bunyi-bunyian, set, property dan lain-lain).Jikalau kita memandang Elemen dalam Group Teater, ada kesamaan dengan elemen dalam tubuh kita sendiri; setiap organ tubuh memiliki fungsi sendiri, tetapi saling berhubungan dan tergabung dalam fungsi yang sempurna. Teater ibarat laboratorium kehidupan itu sendiri, seperti yang diungkapkan Peter Brook “Teater akan menjadi tempat yang indah bagi orang-orang yang mabuk dan kesepian, Teater merupakan sebuah tindak budaya, Teater bukanlah tempat untuk melarikan diri ataupun untuk mencari perlindungan”.

RUMUSAN TEATER
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujutkan dalam suatu karya seni suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan kehidupan manusia.Dari rumusan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur teater menurut urutannya adalah sebagai berikut :
1. Tubuh, manusia sebagai unsur utama ( pemeran/pelaku/pemain)
2. Gerak, sebagai unsur penunjang.
3. Suara, sebagai unsur penunjang ( kata/untuk acuan pemeran)
4. Bunyi, sebagai unsur penunjang ( bunyi benda,efek dan musik).
5. Rupa sebagai unsur penunjang ( cahaya, rias dan kostum.).
6. Lakon sebagai unsur penjalin ( cerita,non cerita,fiksi dan narasi ).

WORKSHOP KEAKTORAN-------------------------------

A. TUBUH

1. Relaksasi
Relaksasi adalah hal pertama yang haru dilakukan dengan cara menerima keberadaan dirinya. Relaksasi bukan berarti berada dalam keadaan pasif (santai) tetapi keadaan dimana semua kekangan yang ada di tubuh terlepas.Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh aktor adalah kebutuhan untuk relaksasi. Baik itu di dalam kelas, dalam latihan, di atas panggung, maupun paska produksi. Relaksasi adalah hal yang sangat penting bagi semua performer. Relaksasi bukanlah keadaan menta dan fisik yang tidak aktif, melainkan keadaan yang cukup aktif dan positif. Ini memungkinkan seorang aktor untuk mengekspresikan dirinya saat masih didalam kontrol faktor-faktor lain yang bekerja melawan cara pemeranan karakter yang baik. Jadi, relaksasi adalah hal yang penting dalam upaya mencapai tujuan utama dari seorang performer.Segala sesuatu yang mengalihkan perhatian ataupun yang mencampuri konsentrasi seorang aktor atas sebuah karakter, cenderung dapat merusak relaksasi. Aktor pemula biasanya tidak dapat dengan mudah merespon sebuah perintah untuk relak, hal ini disebabkan berkaitan dengan aspek-aspek fisik kepekaan dan emosi akting ketika berada dihadapan penonton. Dengan kata lain, dalam keadaan rileks, aktor akan menunggu dengan tenang dan sadar dalam mengambil tempat dan melakukan akting. Untuk mencapai relaksasi atau mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik diatas panggung, konsentrasi adalah tujuan utama. Ada korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus dapat mengontrol tubuhnya setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi perilakunya. Langkah awal untuk menjadi seorang aktor yang cakap adalah sadar dan mampu menggunakan tubuhnya dengan efisien.

2. Ekspresi
Kemampuan Ekspresi merupakan pelajaran pertama untuk seorang aktor, dimana ia berusaha untuk mengenal dirinya sendiri. Si aktor akan berusaha meraih ke dalam dirinya dan menciptakan perasaan-perasaan yang dimilikinya, agar mencapai kepekaan respon terhadap segala sesuatu. Kemampuan Ekspresi menuntut teknik-teknik penguasaan tubuh seperti relaksasi, konsentrasi, kepekaan, kreativitas dan kepunahan diri (pikiran-perasaan-tubuh yang seimbang) seorang aktor harus terpusat pada pikirannya.Kita menggunakan cara-cara non linguistik ini untuk mengekspresikan ide-ide sebagai pendukung berbicara. Tangisan, infleksi nada, gesture, adalah cara-cara berkomunikasi yang lebih universal dari pada bahasa yang kita mengerti. Bahkan cukup universal untuk disampaikan kepada binatang sekalipun.

3. Gesture
Gesture adalah impuls (rangsangan), perasaan atau reaksi yang menimbulkan energi dari dalam diri yang selanjutnya mengalir keluar, mencapai dunia luar dalam bentuk yang bermacam-macam; ketetapan tubuh, gerak, postur dan infleksi (perubahan nada suara, bisa mungkin keluar dalam bentuk kata-kata atau bunyi).

4. Gestikulasi
Bahasa tubuh adalah media komunikasi antar manusia yang menggunakan isyarat tubuh, postur, posisi dan perangkat inderanya. Dalam media ini, kita akan memahami bahasa universal tubuh manusia dalam aksi maupun reaksi di kehidupan sehari-hari.

5. Olah Mimik
Perangkat wajah dan sekitarnya, menjadi titik sentral yang akan dilatih. Dalam olah mimik ini, kita akan memaksimalkan delikan mata, kerutan dahi, gerakan mulut, pipi, rahang, leher kepala, secara berkesinambungan.Mimik merupakan sebuah ekspresi, dan mata merupakan pusat ekspresi. Perasaan marah, cinta, dan lain-lain akan terpancar lewat mata. Ekspresi sangatlah menentukan permainan seorang aktor. Meskipun bermacam gerakan sudah bagus, suara telah jadi jaminan, dan diksi pun kena, akan kurang meyakinkan ketika ekspresi matanya kosong dan berimbas pada dialog yang akan kurang meyakinkan penonton, sehingga permainannya akan terasa hambar.

6. Olah Tubuh
Warming-Up atau pemanasan sebaiknya menjadi dasar dalam pelajaran acting. Melatih kelenturan tubuh, memulai dari organ yang paling atas, hingga yang paling bawah. Latihan ini ditempuh untuk mencapai kesiapan secara fisik, sebelum menghadapi latihan-latihan lainnya.Olah tubuh bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan pada balet, namun kalau di Indonesia sangat mungkin berangkat dari pencak silat atau tari daerahnya masing-masing seperti kebanyakan actor cirebon dengan masres (sejenis teater tradisional cirebon) yang banyak menguasai tari topengnya, juga tentu di Bali, Sunda dan banyak tempat yang berangkat dari tradisinya dan kemudian dikembangkan pada tujuan pemeranan,.Bowskill daalam bukunya menyatakan “Stage and Stage Craft”, yang katanya Apa yang kau lakukan dengan kedua tanganku. Pertanyaan tersebut dilanjutkannya pula dengan Apa yang harus aku lakukan dengan kedua kakiku. Banyak aktor pemula selalu gagal dalam menampilkan segi kesempurnaan Artistik, karena pada waktu puncak klimaks selalu diserang oleh kekakuan, mengalami ketegangan urat.Kekejangan ini memberikan pengaruh buruk pada Emosi bagi pemeran yang sedang menghayati perannya, apabila hal ini menimpa Organ suara maka se-orang yang mampunyai suara baik menjadi parau bahkan bisa kehilangan suara, jika kekejangan itu menyerang kaki maka orang itu berjalan seakan lumpuh, jika menimpa tangannya akan menjadi kaku.Untuk mengendurkan ketegangan urat ada bermacam cara latihan, dengan melalui latihan gerak, senam, tari-tari. Hingga gerakkan dapat tercipta dengan gerakan artistic, dan dapat lahir dari Inter Akting (Gerakan Dalam).Olah tubuh sebaiknya dilakukan sau jam setengah setiap hari, dalam dua tahun terus menerus, untuk memperoleh actor yang enak dipandang mata, subjeknya: Senam irama; Tari Klasik, Main anggar, Berbagai jenis latihan bernapas, latihan menempatkan suara diksi, bernyanyi, pantomime, Tata Rias.

bersambung......