Rabu, 25 Maret 2009

Profil William Shakespeare



William Shakespeare (1564-1616) mungkin merupakan sastrawan terbesar dalam sejarah dunia, bila dilihat dari umurnya yang sedikit lebih tua dari pada penulis drama-drama popular. Tetapi memang disinilah terletak kunci kebesarannya. Teater pada masa hidupnya memberikan kebebasan kepadanya dan sebagai imbalan ia memberikan kepada teater apa yang terbaik yang ada dalam dirinya.
Tahun-tahun Permulaan di Stratford
Shakespeare lahir pada 1564 jauh dari dunia panggung di sebuah kota kecil Stratford di sungai Avon, Inggris. Ia di percaya telah lahir pada tanggal 23 April, tapi yang di ketahui lebih pasti adalah bahwa ia dibabtis pada hari minggu 26 April. Stratford adalah kota kecil yang ramai, dan ayah Shakespeare adalah seorang usahawan yang sukses dan makmur dan sempat mengabdikan diri untuk beberapa lama sebagai walikota di kota tersebut. Shakespeare dibesarkan dalam rumah yang nyaman di jalan Henley bersama dengan saudara laki-laki dan perempuannya.
Semua anak laki-laki di Stratford memasuki sekolah tata bahasa yang sama begitu mereka bisa membaca dan menulis. Mereka semuanya juga mempelajari bahasa Latin. Pendidikan tidak ditujukan pada kegunaan praktis pada saat itu. Shakespeare tidak melanjutkan kuliah. Pada usia 18 tahun, ia menikahi Anne Hathaway yang 8 tahun lebih tua dari dia. Selama dua tahun kemudian mereka memiliki tiga orang anak ; seorang perempuan bernama Susanna dan si kembar bernama Judith dan Hamnet (sebuah versi tentang Hamlet).
Aktor London, Penulis Drama dan Penyair
Setelah kelahiran si kembar pada tahun 1585, tidak ada catatan tentang apa yang di lakukan Shakespeare sampai pada tahun 1592, ia disebutkan seorang aktor London. Akting merupakan profesi yang sangat sulit pada saat itu, dibutuhkan beberapa tahun untuk latihan dan hanya aktor terbaik di Inggris saja yang bisa mendapatkan kerja di London.
Jadi Shakespeare pastilah menghabiskan masa senggang tujuh tahun untuk menekuni profesinya, karena ia telah menjadi aktor yang berhasil di London ketika berumur 28 tahun.
Di Londonlah, bukan Stratford, Shakespeare mendapatkan pendidikannya, belajar tidak hanya seluk-beluk teater, tetapi juga segala permasalahanya. Di London pula ia mendapatkan buku-buku yang ia baca dan orang-orang ia yang temui, keseluruhan peradaban hidup di akhir Renaisance. London merupakan kota pelabuhan dengan 200.000 penduduk dan Shakespeare tidak dapat datang ketempat ini pada saat yang lebih baik.
Banyak aktor pada periode ini merangkap sebagai penulis drama juga. Shakespeare sampai 1593 telah menulis beberapa buah drama. Karya itu jelas karya seniman muda, tetapi telah menunjukkan kebesarannya dan perhatiannya untuk menghibur penonton. Karya populer terbesar yang sukses adalah sebuah seri dari tiga lakon yang berjudul Henry VI, yang memberi jiwa patriotik dan persamaan pandangan dalam perang Inggris melawan Perancis. Hampir sama dengan melodrama berdarah Titus Andronicus. Dan dalam perubahan langkah yang lengkap ia juga menulis sebuah drama komedi yang liar dan konyol Komedi Kesalahan-kesalahan dan sebuah komedi lirik yang angun Cinta Adalah Budak Yang Hilang.
Teater-teater London berhenti pada tahun 1592, karena sebuah wabah dan Shakespeare beralih pada jenis karya tulis yang lain. Ia menulis dua buah puisi naratif Venus dan Adonis dan Pemerkosaan Lucrece, yang ia persembahkan untuk seorang pangeran dari Southampton. Karya-karya ini dicetak secara besar-besaran dan sangat dikagumi oleh para kritikus dan bila saja Shakespeare ingin menjadi seorang penyair terkenal pada saat itu, ia tentu akan melanjutkan dengan jenis karya ini.
Sebagai gantinya ia kembali pada dunia panggung segera sesudah teater-teater dibuka lagi pada tahun 1594, ia bergabung dengan sebuah perkumpulan drama bentuk baru bernama Orang-orang Chamberlain dan tak penah meninggalkannya sampai ia berhenti dari teater. Ia menulis seluruh sisa karya dramanya untuk kelompok ini dan tidak menerbitkan puisi lagi. Soneta yang ia tulis secara pribadi, diterbitkan pada 1609 tanpa seijinnya.
Orang-orang Chamberlain dan Globe
Orang-orang Cahmberlain adalah kumpulan aktor hebat, aktor-aktor yang disegani yang juga teman usaha dan teman karib. Aktor paling terkenal dalam kelompok ini adalah Richard Burbage, dialah yang menghidupkan pahlawan-pahlawan Shakespeare dalam panggung seperti Hamlet dan Raja Lear, tapi mereke bekerja sama secara baik tanpa membeda-bedakan diri dan tak ada yang memiliki hak istimewa. Shakespeare masih seorang aktor sampai 1608, tampil dalam drama-dramanya sendiri namun tidak diketahui apa peranannya tapi ia biasa main dalam drama tragedi maupun komedi.
Seperti semua perkumpulan drama di London, Shakespeare dan teman-teman aktornya bertanggung jawab terhadap setiap detail pertunjukan yang mereka tampilkan. Mereka punya andil dalam naskah, kostum dan propertis, danmereka juga membagi rata uang yang didapat, dalam hal mana kelompok-kelompok lain membawanya dalam pertengkaran tetapi karena Shakerpeare dan teman aktornya saling akrab satu dengan yang lain seperti saudara sehingga masalah seperti itu bisa diatasi. Mereka bekerja sama begitu berhasilnya sehingga kenyataannya mereka memutuskan untuk membangun gedung teater milik mereka sendiri setelah empat tahun kemudian.
Orang-orang Chamberlain menyebut teater mereka Globe dan membukanya pada tahun 1599. Teater ini memiliki bentuk seperti gedung-gedung teater lainnya di London ; megah, Amphitheater tanpa atap dengan tempat duduk melingkar seputar panggung yang menjulang. Panggung ditutup dengan layar yang dibangun bertingkat sehingga segalanya dapat terlihat, dari gua bawah tanah sampai bangunan-bangunan kota. Setiap orang yang tidak mampu membayar karcis untuk sebuah tempat duduk dapat berdiri di depan panggung dengan satu Penny dan menatap Shakespeare dan teman-temannya yang bergerak hilir mudik di bawah matahari siang. Setiap orang di London datang untuk melihat pertunjukan itu; para isteri, para bangsawan, pendatang dari luar negeri dan anak-anak yang begitu banyak hadir karena pertunjukan selalu dimulai pada pukul dua siang sehingga mareka dapat pulang sebelum petang.
Shakespeare menulis untuk penonton dan dia dengan sadar mencintai mereka seperti mereka mencintai dirinya. Beberapa aktor mendapatkan kesempatan untuk menulis lakon-lakon, bahkan salah satu diantara mereka menulis lebih dari 200 buah lakon. Mereka biasanya berhasil menggarap lakon-lakon itu karena para aktor menguasai seni panggung dan akrab dengan penonton. Tetapi Shakespeare adalah seorang aktor dan juga seorang jenius, dan perpaduan keduanya merupakan hal yang tidak perlu diganggu gugat lagi.

Banyak lakon yang dia tulis untuk orang-orang Chamberlain adalah karya-karya tentang sejarah Inggris, karena setiap orang bangga hidup di Inggris. Dengan perkecualian dari lakon-lakon awal Raja John, lakon-lakon sejarah Shakespeare berbentuk sebuah cerita bersambung tunggal. Ia telah menulis bagian terakhir cerita ini dalam Henry VI kecuali untuk klimaks melodramatik yang Ia catat dalam Richard III. Ia kemudian kembali kepermulaan dengan lakon-lakon sedih dan halus Richard II, dan menyusulnya dengan dua bagian dari Henry IV dan Henry V, Ia melengkapi tiga lakon ini dengan segala jenis karakter orang-orang Inggris dengan hidup, tetapi seorang pemeran yang paling berkesan dalam hati penonton adalah Falstaff, serdadu gemuk yang tidak suka berkelahi. Orang London mendapati Falstaff begitu lucu sehingga Shakespeare akhirnya memberinya sebuah lakon komedi dalam karyanypaia sendiri Isteri-isteri Windsor yang bahagia.
Perhatian besar Shakespeare pada humor mencapai dengan berbagai cara perwujudannya. Ia menulis lakon humor yang hidup Penjinakan perempuan pemberang dan empat lakon komedi yang anggun dan puitis Dua Lelaki dari Verona, Malam Kedua belas, Seperti Kau Menyukainya, dan Ribut-ribut Mengenai Hal Sepele. Ia menulis Saudagar dari Venesia dengan adegan pengadilan yang terkenal antara Portia dan Shylock didalamnya. Dan dia mengisi panggung dnegan peri-peri dan musik dalam Sebuah Mimpi di Malam Pertengahan Musim Panas.
Shakespeare juga menulis tiga lakon traedi besar untuk orang-orang Chamberlain, yang pertama adalah lakon cerita patah hati Romeo dan Juliet yang indah, yang ke dua adalah drama politik yang hebat Kaisar Julius dan yang ke tiga adalah tragedi Hamlet ynag kelam dan mencekam. Semua cerita ini telah dikenal oleh penonton London, karena Shakespeare hampir tidak pernah mengada-ada plotnya sendiri. Hal inilah yang Ia lakukan dengan karya-karyanya yang membuatnya tetap abadi.
Orang-orang Raja
Ratu Elizabeth mangkat 1603 dan keponakannya Raja James menggantikan tahta Inggris. Untunglah, seperti juga sang Ratu Ia sangat menyukai pertunjukan lakon-lakon kelompok Shakespeare dan dari saat itu selanjutnya kelompok itu mempunyai nama baru yang dikenal dengan Orang-orang Raja.
Orang-orang Raja membuka musim natal dengan adegan pengadilan dengan menampilkan lakon Shakespeare Othello, tragedi si Moor yang membunuh isterinya karena teramat mencintainya. Beberapa minggu kemudian mereka menampilkan karya Shakespeare Undang Undang untuk Undang Undang, yang pasti telah sukses di panggung London atau mungkin belum dikenal sebelum Raja James. Lakon ini termasuk dalam kelompok lakon-lakon – segala yang baik berakhir dengan baik; Troilus dan Cressida dan Timon dari Athena, yang beberapa orang menganggapnya tidak menyenangkan. Namun semua memiliki kedayagunaan tersendiri dan begitu juga cerita tentang bangsa Romawi Coriolanus.
Pada masa pemerintah Raja James, Shakespeare menulis tiga drama tragedi terbesarnya yaitu Macbeth; cerita kelam dan berdarah tentang suami isteri yang melakukan pembunuhan untuk memperolleh tahta kerajaan Scotlandia, Antony dan Cleopatra, cerita percintaan yang gemerlapan dari dua insan yang dapat menguasai separuh dunia tetapi tidak bisa menguasai diri mereka sendiri, lalu Raja Lear sebuah adi karya yang hebat dan mengguncang. Tak ada hal yang sulit bagi Shakespeare untuk mencoba dan mencoba. Para aktor brilian yang mengelilinginya memberikan penghayatan yang dibutuhkan setiap lakonnya.

Terkadang dikatakan bahwa lakon-lakon Shakespeare adalah cermin hidupnya. Tapi ia menulis lakon tragedi besar pada saat kedamaian pribadi dan kemakmuran menyertainya dan ketika ia sedang ditimpa bencana karena putra tunggalnya meninggal pada tahun 1596, ia hanya menulis lakon tragedi yang ringan saja. Kehidupan pribadinya tak ada kaitannya langsung dengan apa yang ia berikan pada penonton.
Tahun-tahun Terakhir
Ia berhenti dari dunia panggung sekitar tahun 1610, setelah ia mempersembahkan kepada kelompoknya sebuah seri lakon komedi terakhir Cymbeline Cerita Musim Dingin dan keindahan magis dalam Prahara. Ia menulis sebuah lakon sejarah Henry VII yang berhubungan dengan ayah ratu Elizabeth.
Shakespeare hidup tenang di rumahnya di Stratford sepanjang tahun-tahun terakhir hidupnya. Pada tahun 1597 ia telah membeli sebuah rumah megah yang anggun ’Tempat Baru’ dengan kebun buah-buahan dan taman bunga serta sepuluh buah tempat perapian.
Pada tahun-tahun berikutnya ia membeli saham real estate di Stratford dan membeli gelar untuk ayahnya. Semua ini adalah hal yang wajar bagi seorang aktor London yang makmur untuk melakukan dan banyak anggota Orang-orang Raja yang membeli rumah-rumah dipinggiran koita dan gelar-gelar. Shakespeare juga memiliki saham di London dan pada tahun 1609 ia bersama teman-teman aktornya membeli gedung teater kedua mereka yang mereka namakan ”Para Rahib Hitam”.
Ketika ia menulis surat wasiatnya, ia meninggalkan cincin-cincin kenangan pada para aktor yang merupakan teman dekatnya dalam kelompok itu. Ia tak bisa meninggalkan karya-karyanya untuk mereka karena karya-karya itu telah menjadi milik kelompok sebelumnya. Ia meninggal di Stratford pada tanggal 23 April 1616 dan dikuburkan di gereja setempat dimana ia di babtis 52 tahun yang lalu.
Orang Inggris tidak tahu kalau penyair terbesar mereka telah tiada, mereka menganggapnya hanya sebagai penulis drama yang terkenal dan seorang aktor dengan reputasi mengagumkan. Dua puisi naratifnya masih dicetak terus dan demikian juga soneta-sonetanya, tertapi lakon-lakon besarnya merupakan sekedar naskahpanggung yang ditampilkan di Globe. Separuhnya telah diterbitkan tetapi hanya merupakan barang murahan dan tidak jarang hanya berupa pamlet-pamlet kecil yang tidak akurat, yang tanpak cukup baik untuk hal yang tak berguna seperti sebuah karya lakon drama.
Sedikit orang dapat percaya bahwa sebuah naskah teater dapat juga sebagai karya seni, namun dua aktor dalam kelompok ini , yaitu; John Heminges dan Henry Condell yakin bahwa lakon-lakon Shakespeare sangat berharga untuk disimpan. Mereka mengumpulkan seluruhnya 36 lakon dan menerbitkannya secara bersama-sama dalam sebuah volume besar yang diberi judul ”Folio Pertama”. Mereka mengatakan, mereka melakukannya bukan untuk keuntungan pribadi atau ketenaran, hanya untuk menyimpan sebuah kenangan dari seorang teman yang begitu berharga dan teman yang masih hidup seperti Shakespeare kami
.