Selasa, 17 Maret 2015

DARAH PERJUANGAN DI HANTARUKUNG (Moh. Zakir Maulidi, S.H.)



“ DARAH PERJUANGAN DI HANTARUKUNG “
             
I.      DI RESIDEN BELANDA
Belanda bersidang dan setelah selesai memuja kerajaan, lalu membicarakan mengenai perkebunan.Menurut laporan hasil perkebunan menurun karena sering dicuri dam dirampok oleh para pemberontak pribumi. Kemudian diputuskan bahwa pihak Belanda harus melakukan pencarian dan pengejaran terhadap para pemberontak.
Tidak berapa lama Utuh Hantarukung memasuki ruang sidang, setelah berbasa-basi dia menyatakan keinginannya untuk mengundurkan diri. Setelah disetujui oleh Hoof Onderneming, Utuh pun keluar ruang sidang. Ternyata Belanda tidak  percaya begitu saja terhadap pengunduran diri Utuh dari residen, mereka curiga Utuh adalah anggota pemberontak, Hoff Onderneming mengambil keputusan untuk menyilidiki gerak-gerik Utuh. (sidang ditutup)
          II.      DI PERJALANAN
Rombongan kelompok kesenian yang dipimpin oleh  Utuh dalam perjalanan pulang setelah selesai bergelar, ditengah perjalanan mereka bertemu dengan rombongan Belanda yang mengejar para pemberontak. Rombongan Belanda bertanya apakah rombongan utuh melihat para pemberontak, tetapi dijawab tidak. Belanda meminta penjelasan dari utuh siapa orang-orang yang bersamanya. Utuh menjelaskan bahwa sekeluarnya dari residen Belanda dia memimpin rombongan kelompok kesenian keliling. Mendengar keterangan dari utuh, Belanda jadi percaya bahwa utuh bukan seperti mereka curigai. Hoff Onderneming meminta agar utuh dan rombongannay menghibur dan menari-nari. Permintaan Hoof Onderneming dikabulkan, mereka menari sambil bernyanyi, tetapi keramaian mereka terpaksa dihentikan karena bedug subuh sudah berbunyi. Rombongan Utuh pun pamit untuk melakukan ibadah dan berjanji suatu saat akan disambung lagi. Belanda mengijinkan, rombongan kesenian melanjutkan perjalanan, rombongan Hoff Onderneming juga melanjutkan perjalanan.
       III.      DI RUMAH PAKACIL
Para pejuang berkumpul sambil melakukan pengajian (tema perjuangan). Tidak berapa lama Utuh Hantarukung datang dan menyatakan bahwa dia sudah berhenti dari pekerjaannya di residen Belanda. Dia menyatakan ingin bergabung lagi dengan masyarakat di kampung Hantarukung, tetapi orang-orang tidak percaya dan tetap menganggapnya sebagai mata-mata Belanda, hanya ada beberapa orang yang membelannya (dari kelompok kesenian). Konflik diantara mereka semakin panas, Pakacil yang bijaksana juga tidak dapat berbuat apa-apa karena kalah suara dengan orang-orang yang tidak menyetujui keinginan utuh untuk bergabung. Dengan pertimbangan daripada menimbulkan permasalahan dan perpecahan, akhirnya utuh pamit dan meninggalkan perkumpulan itu.
Tidak berselang lama setelah utuh pergi, Rombongan Belanda datang dengan tujuan mencari kelompok pemberontak, kemudian dijelaskan Pakacil bahwa di kampung Hantarukung tidak ada kelompok pemberontak, sedangkan kelompok yang ada di rumahnya adalah kelompok pengajian keagamaan dan tidak tahu sama sekali meengenai kelompok pemberontak yang dimaksud oleh Belanda. Hoff Onderneming percaya saja dengan penjelasan itu, tetapi Hoff Administration  melihat ada gandut (penari) dari rombongan kesenian utuh hantarukung, kemudian berbisik kepada Hoff Onderneming. Mendengar informasi dari tersebut Hoof Onderneming mengajak para gandut untuk menari-nari, tetapi ditolak secara halus dengan alasan bahwa mereka berada ditempat yang tidak sesuai yaitu tempat pengajian dan menjanjikan akan melayani keinginan Hoff Onderneming. Hoff Onderneming kemudian mengundang agar rombongan kesenian datang untuk meghibur di residen besok malam. Setelah saling memandang dengan yang hadir, Pakacil angkat bicara dan menyatakan kesediaan untuk datang untuk menghibur Hoff Ondeneming. Belanda pun permisi meninggalkan tempat pengajian. Setelah sedikit berbicara dan membangkitkan  semangat, Pakacil dan yang lain keluar.
       IV.      DI RESIDEN BELANDA
Setelah sedikit berdialog tentang hasil pengejaran dan investigasi kedaerah pemberontak, Belanda menunggu kedatangan rombongan kesenian. Tak berapa lama rombongan kesenian datang, Pakacil terlebih dahulu masuk ruangan, berikutnya para gandut masuk sambil menari. Pesta dimulai, Hoff Onderneming dan seluruh staf residen ikut menari sambil meminum arak yang telah disediakan oleh kelompok kesenian atas perintah Pakacil. Hoff Onderneming dan seluruh staf menjadi mabuk.
Melihat keadaan sudah mendukung Pakacil memberi isyarat supaya para pejuang  yang masih diluar untuk memasuki ruangan dan mulai melakukan penyergapan (mulai dari mandor 1 dan mandor 2),  kemudian Pakacil memerintahkan agar tarian dan musik dihentikan, kemudian meneriakkan yel-yel perjuangan. Melihat banyaknya pejuang dan sudah tidak ada mandor 1 dan mandor 2 serta banyaknya para pejuang bersenjata parang dan tombak memasuki ruang pesta Hoff dan seluruh staf menjadi kalang kabut (panik). Menyadari telah terkepung dan kalah jumlah, Hoff menentang agar diadakan duet satu lawan satu, tak kalah gertak para pejuang setuju. Ketika kedua pihak sudah saling berhadapan, tiba-tiba masuk seseorang yang bertopeng datang meminta para pejuang mundur dan bersiaga saja, dan biarkan Dia yang menghadapi Belada yang bersenjata lengkap. Para pejuang menyisi dan siaga. Setelah bertarung, staf belanda kalah, Hoof terluka dan sekarat karena ternyata orang bertopeng itu kebal dengan segala macam senjata.
Melihat keadaan sudah diatas angin para pejuang bersorak gembira, tetapi Pakacil mengangkat tangan memberi tanda agar semuanya diam. Pakacil ingin tahu siapakah orang bertopeng yang selalu menolong perjuangan mereka disetiap keadaan genting itu. Orang itu membuka topengnya, semuanya terkejut, kecuali beberapa orang gandut dan anggota rombongan kesenian yang memang sudah tahu sepak terjang Utuh Hantarukung.
Ketika itu, semuanya tidak menyadari Hoof Onderneming bangun dan menikamkan pedang kepunggung Utuh Hantarukung. Utuh terluka dan rebah, kekebalannya hilang karena jimat kesaktian yang ada di kepalanya ikut lepas setelah dia melepaskan topengnya.
Beberapa pejuang yang marah langsung menyerah Hoff Onderneming hingga tewas. Utuh yang terluka, rebah dan meninggal di pangkuan Siti sang gandut, disaat itulah terungkap bahwa Siti telah lama memendam perasaan cinta kepada Utuh Hantarukung.
Pakacil berusaha menenangkan semua pejuang  yang beduka, dengan mengambil hikmah bahwa dalam setiap perjuangan terkadang menuntut pengorbanan, tidak hanya harta dan tahta, bahkan nyawa. Tetapi agar semua mendapat ridho Allah SWT semua harus di barengi dengan do’a. Kemudian Pakacil memimpin do’a. Setelah selesai berdo’a Pakacil mengucapkan yel “ Sakali Bajajak Caram Kahandak Di Bawah Talapak, Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing “


                         ----- S E L E S A I -----

Tidak ada komentar: