Selasa, 31 Maret 2015

Surat Terakhir (Moh. Zakir Maulidi, S.H.)



Surat Terakhir


Luh..
Surat ini sajak tentang kita;

I

Waktu adalah saksi yang berdetik mengingatkanku padamu
Tak ingkar pada putarnya
Tak pernah luput berbilang
dalam panjang lorongnya
indah kubalas manis senyummu
saat bersama yang kita asik dibuatnya
yang didiamnya terlarung lautan makna
membuat kita hanyut dalam romansa
hingga saksi kembali mengetuk
bahwa kebahagiaan ini bersua batasnya

kuseret paksa kaki meninggalkan
mimpi ini
bergelayut enggan melepaskan ujung selimutmu
selamat tinggal manis
ijinkan kubawa secuil senyummu meniti perjalanan ini

Nun jauh hunjur Meratus kutuju
langit hitam siap menerkam
menungguku..
Semoga senyummu mencerahkan perjalananku...

Inilah kita, Luh.. ingatlah
Waktu adalah saksi yang berdetik
Tak ingkar pada putarnya
Tak pernah luput berbilang

II

Luh..
Merindukanmu adalah memeluk malam
Ketakutanku pada fajar sadik yang memaksa hadapi kebenaran
Membangunkanku yang tak lelah merentang jarak
jauh..
meski tentangmu sedekat kuku jariku

Luh..
Merindukanmu adalah memeluk malam
dan begitulah setiap hariku berulang


III

Dan nanti..
Jika datang saat rindumu
lupakanlah, atau
Diamlah

ini bukan makanan telinga-telinga liar
yang akan membuat terpuruk dalam muntah serapah
kenanglah dalam  relung sepimu
hanya itu yang kita punya
sisa cengkerama keringat dan perpisahan
pada siang yang bergemuruh

oh Luh, disana
ada ruang-ruang menanti
dua pengembara yang kembali bagai orang suci
meski hatinya terbagi berisi khianat, serakah
mengharap sayang dan hormat...

Dan..
Jika datang lagi saat rindumu
lupakanlah, atau
Diamlah

IV

Luh..
surat terakhir ini kubuat karena cinta
untukmu
untuknya
Untuk-Nya
padanya kutitipkan jurang dalam
pengubur segala impian dan dosa tentang kita
serta maaf pada yang tak sadar telah tersakiti
mari kembali
sujud dan bersyukur
pada punyamu
pada punyaku
Punya-Nya

Luh..
surat terakhir ini kubuat karena cinta
untukmu
untuknya
Untuk-Nya

Tidak ada komentar: