Surat
Terakhir
Luh..
Surat
ini sajak tentang kita;
I
Waktu
adalah saksi yang berdetik mengingatkanku padamu
Tak
ingkar pada putarnya
Tak
pernah luput berbilang
dalam
panjang lorongnya
indah
kubalas manis senyummu
saat
bersama yang kita asik dibuatnya
yang
didiamnya terlarung lautan makna
membuat kita hanyut dalam romansa
hingga
saksi kembali mengetuk
bahwa
kebahagiaan ini bersua batasnya
kuseret
paksa kaki meninggalkan
mimpi
ini
bergelayut
enggan melepaskan ujung selimutmu
selamat
tinggal manis
ijinkan
kubawa secuil senyummu meniti perjalanan ini
Nun
jauh hunjur Meratus kutuju
langit
hitam siap menerkam
menungguku..
Semoga
senyummu mencerahkan perjalananku...
Inilah
kita, Luh.. ingatlah
Waktu
adalah saksi yang berdetik
Tak
ingkar pada putarnya
Tak
pernah luput berbilang
II
Luh..
Merindukanmu
adalah memeluk malam
Ketakutanku
pada fajar sadik yang memaksa hadapi kebenaran
Membangunkanku
yang tak lelah merentang jarak
jauh..
meski
tentangmu sedekat kuku jariku
Luh..
Merindukanmu
adalah memeluk malam
dan
begitulah setiap hariku berulang
III
Dan
nanti..
Jika
datang saat rindumu
lupakanlah,
atau
Diamlah
ini
bukan makanan telinga-telinga liar
yang
akan membuat terpuruk dalam muntah serapah
kenanglah
dalam relung sepimu
hanya
itu yang kita punya
sisa
cengkerama keringat dan perpisahan
pada
siang yang bergemuruh
oh
Luh, disana
ada
ruang-ruang menanti
dua
pengembara yang kembali bagai orang suci
meski
hatinya terbagi berisi khianat, serakah
mengharap
sayang dan hormat...
Dan..
Jika
datang lagi saat rindumu
lupakanlah,
atau
Diamlah
IV
Luh..
surat
terakhir ini kubuat karena cinta
untukmu
untuknya
Untuk-Nya
padanya
kutitipkan jurang dalam
pengubur
segala impian dan dosa tentang kita
serta
maaf pada yang tak sadar telah tersakiti
mari
kembali
sujud
dan bersyukur
pada
punyamu
pada
punyaku
Punya-Nya
Luh..
surat
terakhir ini kubuat karena cinta
untukmu
untuknya
Untuk-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar